IN HOUSE TRAINING DESAIN DAN PRODUK PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ABAD 21 UNTUK GURU SEKOLAH DASAR DI WILAYAH PRIANGAN TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

Berdasarkan riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan khususnya di sekolah dasar (Pratiwi, 2021).  Masa Sekolah Dasar adalah masa pembentukan fondasi kemampuan berpikir dan bekerja melalui proses pendidikan yang memerlukan banyak perhatian serta bimbingan dari lingkungan sekitar peserta didik (Suci, 2018). Menghadapi era digital abad 21, pemerintah telah menyiapkan keterampilan hidup melalui reformasi pendidikan yang membawa perubahan baru dan  cara terbaik untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Adapun perubahannya yaitu pendidikan bukan hanya untuk mempersiapkan keterampilan peserta didik agar siap bersaing di dunia kerja melainkan juga pendidikan mampu membentuk kemampuan berfikir tingkat tinggi dan karakter unggul peserta didik (Abidin, 2021).

Terlihat adanya kebingungan guru membenahi learning loss dan ketidaksiapan guru menerima perubahan kebijakan Pendidikan di sekolah dasar dengan semua tantangan perkembangan pembelajaran abad 21 (Cerlia, 2021).  Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak. Guru perlu meningkatkan kompetensi secara terus-menerus seiring perkembangan zaman. Di abad ke-21 di mana keterampilan komunikasi, bekerja sama, berfikir kritis, dan pemecahan masalah perlu dikuasai siswa, guru dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pelajaran di kelas (Zubaedah, 2016).

Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru memasuki abad ke-21 tidaklah ringan (Priscilla, 2021). Guru diharapkan mampu dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang bertumpu dan melaksanakan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk Pendidikan, hal ini didasari bahwa Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik (education as organized and sustained communication designed to bring about Learning). UNESCO merekomendasikan empat pilar dalam bidang pendidikan, yaitu: a. Learning to know (belajar untuk mengetahui), Learning to know, yaitu proses belajar untuk mengetahui, memahami, dan menghayati cara-cara pemerolehan pengetahuan dan pendidikan yang memberikan kepada peserta didik bekal-bekal ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran ini memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami, dan menerapkan, serta mencari informasi dan/atau menemukan ilmu pengetahuan. b. Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan), Learning to do, yaitu proses belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan (Learning by doing) sesuatu secara aktif ini bermakna pendidikan seharusnya memberikan bekal-bekal kemampuan atau keterampilan. Peserta didik dalam proses pembelajarannya mampu menggunakan berbagai konsep, prinsip, atau hukum untuk memecahkan masalah yang konkrit. c. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama), Learning to live together, yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia. d. Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri). Learning to be, yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan diri. Proses belajar memungkinkan terciptanya peserta didik yang mandiri, memiliki rasa percaya diri, mampu mengenal dirinya, pemahaman diri, aktualisasi diri atau pengarahan diri, memiliki kemampuan emosional dan intelektual yang konsisten, serta mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri.

Secara jelas telah dipaparkan bahwa tuntutan pembelajaran di abad 21 kepada guru sekolah dasar disikapi dengan ketidak siapan guru merencanakan dan mengembangkan pembelajaran agar siswa dapat meperoleh keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. Oleh karena itu, program pelatihan profesional untuk membangun kemampuan guru dalam mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 21 dipandang sangat diperlukan (Mudiono, 2016). Dengan dikembangkannya pelatihan serupa, diharapkan kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran dalam pemenuhan komptensi abad 21 untuk siswa akan meningkat yang diharapkan akan berimplikasi pada penguasaan siswa dalam penguatan literasi yang dibutuhkan pada era saat ini. Hal yang patut diperhatikan pula adalah pengemasan program pelatihan agar dapat teralisasi dengan optimal mengingat kebijakan belajar tatap muka terbatas dimasa pasca pademi covid -19. Beranjak dari pemikiran tersebut, maka muncullah ide untuk melaksanakan program In House Traning bagi guru terkait desain pembelajaran yang memenuhi keterampilan abad 21 bagi siswa SD. Lebih jauh, melalui In House Traning (IHT) ini diharapkan guru dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan memotivasi siswa sekolah dasar untuk tertarik memperkuat dan mendalami kemampuan literasinya.

Pendidikan pada abad ke 21 diarahkan untuk menyiapkan generasi pembelajar, pemecah masalah dan memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif.  Pembelajaran di kelas dirancang untuk memfasilitasi peserta didik dalam  mencapai tujuan tersebut dengan memberikan latihan-latihan yang berorientasi  pada kemampuan kemandirian belajar siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik di era saat ini. Pasca pandemi Covid – 19 guru membutuhkan pendampingan agar bisa memenuhi  tuntutan pembelajaran abad 21 dengan ketentuan kenormalan baru yang sedang di tetapkan.

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan sebagai upaya peningkatan kemampuan guru sekolah dasar diwilayah Priangan Timur provinsi Jawa Barat dalam memanfaatkan produk pengembangan pembelajaran abad 21 hasil mahasiswa pascasarajana program studi S2 PGSD UPI Cibiru. Adapun produk pembelajaran SD abad 21 yang telah dikembangkan adalah media dan bahan ajar terkini, strategi desain pembelajaran untuk pemenuhan literasi bahasa, matematika dan IPA untuk siswa sekolah dasar, pengembangan desain pembelajaran untuk menanamkan nilai dan karakter pancasila untuk siwa sekolah dasar, hasil telaah kebijakan dan sosialisasi implementasi kurikulum terkini untuk sekolah dasar, dan manajemen pengeolaan sekolah yang baik dan efektif sesuai dengan perkembagan abad 21. Secara rinci, tujuan pengabdian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Memberikan pengetahuan kepada guru guru SD mengenai perkembangan implementasi kurikulum terkini dan manajemen kepemimpinannya,
  2. Melatih keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran untuk memenhi literasi kebangsaan, matematika, IPA dan Bahasa di sekolah dasar,
  3. Melatih dan membimbing guru – guru SD dalam memanfaatkan dan mengembangan media pembelajaran SD terkni dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang bulan Juli 2022. Kegiatan diseminasi ini diperuntukkan pada seluruh guru unit SD, namun dalam hal pengisian angket diperuntukkan hanya guru yang mengampu mata pelajaran tematik saja. Kegiatan ini diawali dengan paparan materi narasumber mengenai sejarah perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.

Kegiatan ini terlaksana dalam mode luring dan daring yang dilaskanakan sepanajang bulan juli 2022 dibeberapa sekolah di wilayah prianagan timur provinsi jawa barat, Adapun dokumentasi yang kegiatan yang telah dilakukan dapat terlihat pada gambar 3 berikut ini.

Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuain pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan atau keadaan daerah peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Untuk menghadapi berbagai Tantangan Pendidikan di Abad-21, diperlukan sejumlah prasyarat di mana semua pihak perlu memiliki komitmen, memahami berbagai permasalahan terkait dengan berbagai tantangan Pendidikan di Abad-21, memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai, serta mampu & mau memanfaatkan ilmu dan teknologi yang tersedia. Semoga dengan memahami secara komprehensif TantanganPendidikan di Abad-21, kitadapat memanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Demikian juga halnya dengan memahami berbagai Tantangan Pendidikan di Abad-21, kita dapat menghindari tantangan tersebut, serta mampu mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata bangsanya maupun di mata internasional.

Secara Garis besar Pelaksanaakan kegiatan Program in house training desain dan produk pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan abad 21 untuk guru sekolah dasar di wilayah priangan timur provinsi jawa barat dapat dikategorikan sukses dan berjalan dengan baik. Hal ini dapat ditunjukan dengan sebagian besar pemberian respon dari peserta guru dan Kepala sekolah yang mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat baik karena dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan mereka mengenai integrasi pempemanfaatan teknologi dan tuntitan keterampilan abad 21dari kegiatan pembelajaran tematik bagi siswa sekolah dasar. Pengembangan media dan bahan ajar abad 21 di sekolah dasar sangat dibutuhkan bagi guru sekolah dasar. Hal ini terkait dengan perubahan jaman yang semakin pesat dari waktu ke waktu. Revolusi industri 5.0 yang akan sangat mempengaruhi berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Oleh sebab itu, kegiatan ini diadakan sebagai bentuk kepedulian Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru dalam dunia pendidikan abad 21.