Serunya Membuat Baju Seragam dari Bentuk Bangun Datar di SDN 02 Cintarasa

Pembelajaran matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang boring dan sulit untuk dipelajari. Oleh karenanya guru-guru masa kini banyak berinovasi untuk mengajarkan mata pelajaran ini dengan cara baru yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Mengingat bahwa matematika adalah ilmu pokok yang perlu dipelajari dan dikuasai karena sangat implikatif dalam segala aspek kehidupan.

Matematika sebagai “ibu” dari semua ilmu sudah diajarakan sejak pendidikan dasar di Sekolah Dasar. Siswa sekolah dasar adalah anak-anak yang pada umumnya belum mampu belajar mandiri karena kemampuan kognitifnya yang masih memerlukan bimbingan. Khususnya pada kemampuan numerik yaitu matematika, harus diajarkan sesuai degan kemampuan kognitifnya. Mereka akan lebih mudah memahami dan lebih tertarik untuk belajar jika materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian-kejadian konkret atau nyata yang permah dialami atau sebelumnya mereka ketahui. Kejadian-kejadian nyata yang dapat mereka rasakan melalui berbagai indra yang mereka miliki. 

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pembelajarannya adalah dengan mengintegrasikan pelajaran matematika dengan mata pelajaran lain. Hal ini dikarenakan anak-anak juga memiliki pemikiran yang holistik, yaitu memahami sesuatu apa adanya dan belum mampu memisahkan berbagai faktor yang menyebabkan sesuatu terjadi. Tersebutlah pelajaran terpadu yang dalam beberapa tahun menjadi metode yang diajarakn dan diterapkan dalam kurikulum pendidikan Indonesia. 

Dengan memanfaatkan metode ini, guru pun bisa mengajarkan matematika kepada anak dengan cara inovatif dan adaptif.  Hal ini juga dilakukan oleh seorang mahasiswi program studi PGSD UPI Cibiru, Annisa Sabilla. Di SDN 02 Cintarasa, tempatnya bertugas seringkali Annisa menggunakan metode dan media yang inovatif melalui pembelajaran terpadu seperti yang termaktub dalam kurikulum. “Pengintegrasian ini juga dilakukan untuk mencapai pembelajaran yang efektif”, ucapnya.

Salah satu pembelajaran inovatif yang dilakukan adalah saat Annisa harus mengajarkan materi bangun datar kepada anak-anak kelas 3, kelas tempatnya mengajar. Sebagai guru pamong, Annisa perlu memikirkan strategi terbaik agar kompetensi dasar matematika tercapai. Dari sanalah wanita yang sering dipanggil Bu Nisa ini terpikir untuk memadukannya dengan pelajaran SBdP (Seni Budaya dan Prakarya). “Awal terpikir dipadukan dengan SBdP karena kebetulan KD -nya sudah sampai di bangun datar, nah bangun datar kan materi yang punya visualisasi tinggi, yang mana memang berupa bentuk nyata yang bisa dilihat. Jadi rasanya cocok kalau dipadukan dengan pelajaran SBdP”, Ucap Annisa. 

Dari keputusan tersebut, mulailah Annisa untuk mempersiapkan materi, media, teknik serta pendekatan yang perlu dilakukan saat pembelajaran nanti. Ia mulai membuat desain gambar seragam dengan pola-pola yang terbuat dari beberapa bangun datar. Tentunya pola bangun datar dibuat berwarna karena anak sangat menyukai warna-warna. Desain dibuat menjadi dua jenis seragam, yaitu seragam siswa laki-laki dan seragam siswa perempuan.

Ketika pembelajaran berlangsung, Annisa membagikan kertas pola pada setiap siswa sesuai gendernya. Ia memberikan challenge kepada muridnya untuk membuat pola seragam yang tersusun dari beberapa bentuk bangun datar yang ada. Annisa juga memberikan contoh cara mengerjakannya dengan menyusun pola bangun datar menjadi bentuk sebuah mobil. “Ini dilakukan untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang beberapa bangun datar sebangun yang jika disatukan dapat membentuk bangun datar baru”, terangnya. 

Selama pengerjaan challenge, siswa sangat antusias namun tetap dapat fokus untuk memikirkan bagaimana caranya menysun bebrapa pola bnagun datar yang ada menjadi desain baru yang menarik. Melalui pengintegrasian ini, keterampilan motorik siswa dalam melipat, potong dan gunting dapat tercapai. Keterampilan tersebut juga tercakup ke dalam KD mata pelajaran SBdP. Setelah selesai pengerjaan challenge, Annisa mendapat feedback positif dari muridnyabahwa mereka bisa lebih menikmati pembelajaran matematika dengan cara tersebut. Yups! Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, matematika harus dipahami dengan cara yang menyenangkan. (Annisa Sabilla).