Antusias Peserta Didik dalam Pembelajaran Seni Musik di SDN Cikoneng

Belajar merupakan sebuah kegiatan yang sudah menjadi keseharian seorang siswa. Belajar dengan cara yang konvensional sering kali membuat anak-anak merasa jenuh. Akibatnya minat siswa dan daya serap terhadap suatu pembelajaran itu cenderung menurun, yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Tentu saja hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendidik maupun calon pendidik. Mereka dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan mengajar, menginspirasi siswa dengan berbagai metode serta model pembelajaran yang menarik, serta memberikan dampak positif yang sudah menjadi kewajiban seorang pendidik, tidak hanya siswa-siswi nya di kelas, akan tetapi di sekolah tempat mereka mengajar. 

Pembelajaran yang menarik akan memberikan dampak positif dan tidak membosankan, terlebih pembelajaran tersebut merupakan hal yang baru bagi anak. Menurut Lucardie (2014), pembelajaran yang menarik paling tidak memiliki 2 manfaat pokok, yaitu memotivasi siswa untuk belajar dan menarik atensi siswa. Seperti halnya dilakukan oleh seorang mahasiswa sekaligus calon guru yang sedang melaksanakan program MBKM Mandiri UPI Cibiru di SDN Cikoneng, Andika Rizky melakukan sebuah pembelajaran musik dasar dengan media Keyboard. Pembelajaran ini tentunya baru dan cukup asing bagi anak, karena SDN Cikoneng merupakan salah satu SD tertinggi di Kabupaten Bandung, dan ketika ia menanyakan kepada anak-anak terkait pembelajaran seperti ini, mereka menjawab belum pernah. Hal ini dijadikan strategi bagi untuk menciptakan inovasi pembelajaran dan menarik atensi siswa untuk semangat dalam belajar. 

Kelas 5 merupakan sebuah fase di mana anak sedang mengembangkan keaktifannya dan memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi, apalagi dengan hal hal baru. Sejalan dengan pendapat Djamarrah (2008 : 123) yang menuturkan bahwa salah satu sifat khas yang dimiliki oleh anak sekolah dasar kelas tinggi, terdapat minat pada hal-hal dan mata pelajaran khusus,  hal ini pula yang membuat Andika semakin yakin bahwa terdapat bakat musik terpendam yang dimiliki oleh salah satu atau beberapa siswa. Menurut pendapat Wickiser (1974) pembelajaran seni mengacu pada tumbuh kembang individu, serta pembinaan estetik. Seni sebagai media berekspresi juga tidak kalah pentingnya bagi pembelajaran. Dengan seni, anak-anak dapat dengan leluasa menunjukkan bagaimana perasaan yang dialami serta apapun itu yang tertuang dalam hati dan naluri. 

Selain itu, menurut Gardner dalam Suci (2019) menuturkan bahwa terdapat keterkaitan antara musik dan intelegensi, artinya kecerdasan musikal berpengaruh pada keecerdasan emosi dan intelegensi.  

Pembelajaran musik kali ini diawali dengan menyanyikan lagu-lagu nasional seperti lagu Ibu Kita Kartini dan Gugur Bunga. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan menanamkan nilai kebangsaan kepada anak-anak sehingga mereka dapat menghargai para pahlawan yang telah berjuang demi memerdekakan bangsa ini. Suasana kelas pun semakin syahdu karena diiringi oleh melodi keyboard

Selanjutnya, Andika mulai menerangkan teori dasar mengenai musik. Mulai dari nada “do-re-mi-fa-so-la-si-do” dan karena alat musik yang dibawanya adalah kekyboard, maka digambarkan pula pemetaan kunci dasar pada keyboard seperti gambar di bawah ini. 

Antusias siswa dengan pembelajaran seperti ini sangatlah tinggi. Selain mereka memang jarang dalam menggunakan alat musik elektronik seperti keyboard, mereka juga mendapat pengetahuan baru mengenai materi musik yang pada dasarnya bukanlah hal yang dijadikan urgensi dalam pembelajaran di sekolah dasar. 

Menurut penuturan beberapa siswa SDN Cikoneng, materi musik yang tertuang dalam tematik dalam mata pelajaran SBdP hampir tidak pernah menggunakan alat musik sebagai media. Terlebih lagi, tidak setiap anak memiliki alat musik, bahkan alat musik seperti pianika juga jarang. Akan tetapi, dengan adanya pembelajaran seperti ini, minat minat mereka dalam bidang musik dapat terasah dan juga hadir sebagai suatu hal yang baru bagi diri mereka. Bahkan mereka yang tidak memiliki alat musik sekalipun dapat belajar langsung di kelas bersama teman-teman yang lain. 

Mengajar dengan jumlah 50 orang di 1 kelas memang bukanlah hal yang mudah. Perlu sebuah proses dengan lingkungan baru tentunya. Akan tetapi, melihat antusiasme anak-anak yang tinggi akan musik dan berharap bahwa kelak terdapat calon musisi hebat terlahir dari SDN Cikoneng ini. (Andika Rizky Nugraha)