Pendampingan Pembelajaran Sampai Konseling Berkelanjutan untuk Peserta Didik di SDK Santa Ursula

Memilih menjadi seorang pendidik, adalah suatu hal yang tidak bisa terbayarkan oleh apapun itu karena memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Tanggung jawab ini bukan hanya semata-mata untuk memenuhi kewajiban sebagai pekerjaan, melainkan sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang menjaminkan dirinya sendiri terkait moral dan karakter bangsa yang akan memimpin bangsanya sendiri di tahun yang akan datang. Sehingga bukan hanya pemenuhan materi atau ketercapaian suatu pembelajaran saja yang harus diutamakan, melainkan pendidikan karakter adalah salah satu hal yang sangat penting dan utama yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik.

Universitas Pendidikan Indonesia kampus daerah Cibiru melalui program MBKM mandiri di bawah naungan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dibimbing oleh bapak Muh. Husen Arifin, S.E, M.Pd, untuk beberapa mahasiswa secara aktif terjun ke beberapa sekolah dengan tujuan mahasiswa tersebut bisa mempelajari kondisi di lapangan dan juga melatih calon guru untuk menjadi seorang mahasiswa yang kreatif, kritis, dan inovatif di segala kondisi. Program MBKM mandiri bertempatkan di sekolah SD Santa Ursula.  Program ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Mei, dan di dalam program ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan salah satunya memberikan kelas tambahan kepada beberapa siswa yang memerlukan pendampingan khusus. Pendampingan pada kelas tambahan ini dipilih beberapa siswa yang di mana siswa tersebut memiliki keterbatasan daya tangkap dan daya ingat dalam materi pembelajaran. Di luar itu, pemilihan beberapa siswa ini karena tindak lanjut dari beberapa pengamatan dari karakter dan sikap siswa tersebut di kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran. Pendampingan siswa tersebut dilaksanakan selama bulan Maret sampai Mei di perpustakaan SD Santa Ursula.

Selama pendampingan berlangsung, bukan hanya materi yang diberikan untuk memenuhi capaian pembelajaran di sekolah, namun ada beberapa pendampingan secara konseling yang bertujuan agar membantu mereka untuk bisa lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Berbagai latar belakang yang bisa diketahui dari beberapa siswa ini, membantu pendampingan yang berkelanjutan untuk mengarahkan mereka terkait bagaimana cara mereka bersikap di kehidupan sehari-hari baik di dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Hasil akhir dari pendampingan kelas tambahan ini tidak terlihat signifikan yang bisa dinilai secara angka, namun dengan keterbukaan peserta didik terhadap seorang pendidik baik dari pengajaran kelas tambahan maupun kepada wali kelas adalah hal yang ditanamkan dan bisa terlihat di akhir waktu kelas tambahan itu selesai.

Pada akhirnya, pendidikan karakter akan jauh lebih dinilai lebih penting daripada pemenuhan capaian pembelajaran dengan nilai sebuah angka. Sebagai seorang pendidik yang peka, pendampingan-pedampingan secara karakter inilah yang perlu diterapkan secara berkelanjutan agar peserta didik pun paham bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan berbagai caranya sendiri bukan langkah-langkah bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. (Benedicta Dwi Adventyana)